BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan komponen
lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama
dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki
akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang
diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan
mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan
oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan
oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran
akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan
oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan
bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang
baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus
bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya
Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun
jumlahnya.
2. Industri
mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan
limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul
bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin
rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis,
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, dan
pencemaran udara. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran tanah,
air dan udara sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti
sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
pencemaran tanah dan pencemaran air; penyebabnya; serta solusi yang ditawarkan
agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
pencemaran tanah dan pencemaran air?
2.
Bagaimana ciri-ciri tanah
dan air yang tercemar?
3.
Apa yang menyebabkan
pencemaran tanah dan air?
4.
Apa saja dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran tanah dan air?
5.
Bagaimana cara menanggulangi
pencemaran tanah dan air?
6.
Bagaimana cara mencegah
pencemaran tanah dan air?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui apa itu
pencemaran tanah dan pencemaran air
2.
Mengetahui ciri-ciri tanah
dan air yang tercemar
3.
Mengetahui sumber atau
penyebab pencemaran tanah dan air
4.
Mengetahui efek atau dampak
yang ditimbulkan dari pencemaran tanah dan air
5.
Mengetahui cara-cara
menanggulangi pencemaran tanah dan air
6.
Mengetahui cara-cara
mencegah pencemaran tanah dan air
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi.
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu
zat dapat disebut polutan apabila :
1.
Jumlahnya
melebihi jumlah normal.
2.
Berada
pada waktu yang tidak tepat.
3.
Berada
di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1.
Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
2.
Merusak
dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak
2.2 Pencemaran Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita
berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah
pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena :
ü kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial;
ü penggunaan pestisida;
ü masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan;
ü kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia,
atau limbah;
ü air limbah dari tempat penimbunan sampah
ü limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Tanah Indonesia terkenal dengan
kesuburannya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercatat. Kesuburan itu
telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena
sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan
hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering,
mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan
sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1.
Tanah
tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah
basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6.
Mengandung
sampah anorganik
Tanah yang tidak tercemar adalah tanah
yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat
yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau
busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam
berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat
manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat
ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tidak tercemar adalah:
1.
Tanahnya
subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6.
Tidak
mengandung sampah anorganik
2.3 Penyebab
Pencemaran Tanah
Karena pencemaran tanah tidak jauh
beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida
karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang
larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan tanah yang mengandung
bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah
industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan
pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber
pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah
sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.
Secara umum, Pencemaran tanah dapat
disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1.
Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair.
a.
Limbah
padat
Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap
utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita
setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang
menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak
tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya
tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk
berkembang.
b.
Limbah
cair
Berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.
Limbah
industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang
merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari
proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke
dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki
fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3.
Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa
sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk
urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan
tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara
tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.
2.4 Dampak
dari Pencemaran Tanah
1.
Dampak pada kesehatan
Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan
mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa
macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata
dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2.
Dampak pada lingkungan atau ekosistem
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang
dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme
tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
2.5 Upaya
yang Harus Dilakukan
Limbah domestic, yang sangat banyak
penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik
atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau
sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang
untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya
dijadikan bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat
permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran
hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang
tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan
mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai
atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang
kesungai atau kelaut.
Limbah pertanian, yaitu dengan cara
mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan
hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
Adapun penanganan untuk pembersihan
tanah, yaitu:
1.
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
2.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi
sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur
vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.
Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah
dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme
bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
2.6 Langkah Pencegahan
Tindakan pencegahan dan tindakan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran
antara lain dapat dilakukan sebagai berikut.
Pada umumnya pencegahan ini adalah
berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya
mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
- Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
- Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
- Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
- Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
- Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2.7
Pencemaran Air
Air adalah unsur alam yang penting bagi mahluk hidup
dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran - alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir.
Pencemaran air terjadi karena kurangnya rasa disiplin masyarakat, misalnya
dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Kita hidup di zaman serba
canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan tetapi, dampak negative yang
dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi yang mana merupakan peristiwa masuknya
zat, energi, unsur, atau komponen
lain yang merugikan lingkungan dari akibat aktivitas manusia atau proses alami. Serta menyebabkan polusi yang disebut polutan
yang mana bila:
ü
Kadar
melebihi/kurang dari batas normal.
ü
Berada pada
tempat dan waktu yang tidak tepat.
Polutan
sendiri dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup,
zat-zat hasil dari makhluk hidup, dsb.
Dan bila polutan berlebihan, ekosistem tidak dapat seimbang dan tidak dapat
melakukan regenerasi (pembersihan sendiri).
“Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi,
unsur/komponen lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai dengan adanya perubahan bau, rasa, dan
warna pada air sehingga air tidak murni lagi”
Namun,
menurut Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup
No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan “polusi/pencemaran
air adalah masuk/dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan unsur atau komponen lain kedalam
air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi dengan peruntukannya”
Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata.
Akan tetapi,
fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami, dll dapat
mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran air.
2.8 Ciri-Ciri
Air Berpolusi
a.
Adanya perubahan suhu air
Air
biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air pendingin
ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin tersebut dan
jika di buang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat. Kondisi ini akan
mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat di butuhkan oleh
tumbuhan dan hewan jika demikian yang
terjadi, maka kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu bahkan mati.
b.
Adanya perubahan warna,bau,dan rasa
Air yang bersih keadaan fisiknya yaitu tidak
berwarna,berbau,dan tidak berasa. Limbah industri dan sumber lainnya seringkali
berupa bahan organik dan anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna
air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar.
c. Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat berupa bahan padat yang tidak
larut dalam air. Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar atau
melayang-layang di dalam air
bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya.
d. Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan dalam menguraikan bahan-bahan
pencemar yang di buang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka
mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara
oragnisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu mikroba
pembawa penyakit.
TINGKAT PENGOTORAN AIR
Guna mengadakan penilaian
terhadap pencemaran perairan, tingkat pengotoran air dibagi :
TINGKAT PENGOTORAN
|
DO/ppm
|
COD/ppm
|
BOD/ppm
|
Rendah
|
>5
|
10 - 50
|
5-30
|
Sedang
|
2 -5
|
50 – 75
|
30 - 60
|
Berat
|
0
|
>75
|
>60
|
Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat
bervariasi karena tergantung dengan jenis air dan polutan yang terkandung
didalamnya. Karena itu, dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat
air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi
air.
Kandungan Maksimal logam yang
diperbolehkan dalam air (dalam ukuran mg/L)
No
|
Nama Logam
|
Kandungan Maksimal Dalam Air
|
1
|
Kalsium
(Ca)
|
200
|
2
|
Magnesium
(Mg)
|
150
|
3
|
Barium
(Ba)
|
0,05
|
4
|
Mangan
(Mn)
|
1
|
5
|
Tembaga
(Cu)
|
1
|
6
|
Seng (Zn)
|
15
|
7
|
Krom
Heksavalen (Cr6+)
|
0,05
|
8
|
Kadimum
(Cd)
|
0,01
|
9
|
Raksa (Hg)
|
0,001
|
10
|
Timbal
(Pb)
|
0,1
|
11
|
Arsen (As)
|
0,05
|
12
|
Selenium
(Se)
|
0,01
|
Logam berat
merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius
pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan
biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan
industri dan pertambangan.
Jenis-jenis industri
pembuangan limbah yang mengandung logam berat:
No
|
Limbah
|
Logam
Berat
|
1
|
Kertas
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cu, Ni
|
2
|
Petro-chemical
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cd, Sn
|
3
|
Pengelantang
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cd, Sn
|
4
|
Pupuk
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cd, Cu,Ni
|
5
|
Kilang
Minyak
|
Cr, Ni,
Pb, Zn, Cd, Cu
|
6
|
Baja
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cd, Cu, Ni, Sn
|
7
|
Logam
Bukan Besi
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cu
|
8
|
Kendaraan
Bermotor, Pesawat Terbang
|
Cr, Hg,
Pb, Zn, Cd, Cu, Sn
|
9
|
Gelas,
Semen, Keramik
|
Cr
|
10
|
Tekstil
|
Cr
|
11
|
Pembangkit
Listrik Tenaga Uap
|
Cr, Zn
|
2.9
Sifat-Sifat Polusi Air
Untuk mengetahui terpolusinya
air dapat diamati dengan terjadinya perubahan-perubahan antara lain :
1.
Nilai pH
Air yg memenuhi syarat untuk
kehidupan, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 . Perubahan pH sebagai akibat dari
limbah industri yang dibuang ke perairan akan mengganggu kehidupan organisme
air.
2. Suhu
Apabila suhu
terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es.
Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di
ukuran 0o celcius.
3. Warna, bau dan rasa
ü
Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
ü
Bau
Bau dapat timbul langsung dari limbah industri (makanan), dapat juga berasal dari proses degradasi limbah organik (protein) oleh mikroba. Biasanya juga tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
Bau dapat timbul langsung dari limbah industri (makanan), dapat juga berasal dari proses degradasi limbah organik (protein) oleh mikroba. Biasanya juga tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
ü
Rasa
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut. Apabila air berasa, berarti telah terjadi pelarutan garam-garaman. Adanya perubahan rasa pada air ini dapat diikuti pula dengan perubahan pH air.
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut. Apabila air berasa, berarti telah terjadi pelarutan garam-garaman. Adanya perubahan rasa pada air ini dapat diikuti pula dengan perubahan pH air.
4. Jumlah padatan
5. Nilai BOD (Biochemical Oxygen
Demand)/COD (Chemical Oxygen Demand)
6. Pencemaran mikroorganisme
pathogen
7. Kandungan minyak
8. Kandungan logam berat
9. Kandungan bahan radio aktif
2.10 Macam-Macam
Sumber Air yang Berpolutan
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya,
pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida
atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai
tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan
keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel
(dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam
air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bendungan akan cepat dangkal dan biota air
akan mati karenanya (busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah
menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri.
Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
sungai agar tidak terjadi pencemaran.
2.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber
pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan
organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) yang
terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang
menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali
bakteri dan jamur.
3.
Limbah Industri
Adanya
sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbau, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh
limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang
berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat
dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. Bahan buangan padat
Adalah bahan
buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau
yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan
pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan
dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula
untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan
organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan mengandung
protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang
mudah menguap dan berbau busuk (misal NH3).
3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh
mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke
perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya
berasal dari limbah industri yang melibatkan
penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air
raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan
akan mengapung menutupi permukaan air. Jika
bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi
penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak
pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi
membutuhkan waktu yang lama.
5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan
saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun
juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan
menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan
atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus
dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke
perairan harus memperhatikan hal ini.
6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak
ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini akan
dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan
bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama
(insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
Selain itu bahan pencemaran air dapat berupa:
1.
Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang
berlebihan dan detergen.
2.
Nitrat dan nitrit
Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan
yang berlebihan dan proses pembusukan materi organik.
3.
Poliklorin
bifenil ( PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan
pelumas, plastik dan alat listrik.
4.
Residu
pestisida organiklorin
Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada
tanaman untuk membunuh seranagga.
5.
Minyak dan
hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran
pada roda dan kapal pengangkut minyak.
6.
Radio
nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari
kebocoran tanki penyimpanan limbah radioaktif.
7.
Logam-logam
berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia,
penambangan dan bensin.
8.
Limbah
pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat
penyimpanan makanan ternak.
9.
Kotoran
manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja
manusia
2.11 Pengukuran Bahan Pencemar Air
a.
Pengukuran Pencemaran Air secara Biologis
Pengukuran pencemaran air secara biologis
merupakan pengukuran kualitatif (mutu) air tercemar. Pengukuran pencemaran air
secara biologis tersebut hanya untuk menentukan besar dan tingkat pencemaran
air. Indikator yang sering digunakan biasanya adalah makhluk hidup yang ada di
dalam air itu. Alasannya, karena makhluk hidup yang digunakan sebagai
indikatornya selalu berada terus menerus di dalam air yang terpengaruh langsung
oleh bahan pencemar. Setiap jenis makhluk hidup tersebut mempunyai daya tahan
(adaptasi) yang berbeda-beda terhadap bahan pencemar. Jika makhluk hidup itu
mempunyai daya tahan tinggi, maka ia akan tetap bertahan hidup, tetapi jika
makhluk hidup itu memiliki daya tahannya rendah atau peka terhadap bahan
pencemar, maka akan mudah mati, bahan punah.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air
sungai, kita dapat menggunakan cacing planaria. Bentuk cacing ini pipih dan
peka terhadap bahan pencemar. Habitat planaria berada pada lingkungan yang
airnya jernih dan banyak mengandung oksigen. Jika di sungai masih banyak kita
temukan cacing planaria, berarti sungai tersebut belum tercemar. Apabila
keberadaan cacing planaria semakin sedikit atau punah sama sekali, maka dapat
dikatakan pencemaran air di sungai itu semakin tinggi.
Meskipun pengukuran pencemaran air secara
biologis hanya dilakukan dengan cara pengamatan saja, tetapi hasilnya lebih
mudah terlihat dibandingkan dengan pengukuran pencemaran air secara kimia,
seperti telah dijelaskan para uraian di atas. Hal itu disebabkan makhluk hidup
yang digunakan sebagai indikatornya selalu terus menerus berada di dalam air
yang terpengaruh oleh bahan pencemar.
b.
Pengukuran Pencemaran Air secara Kimia
Pengukuran
pencemaran air secara kimia merupakan suatu pengukuran untuk menetukan besarnya
kadar bahan pencemar dengan menggunakan bahan kimia. Pengukuran pencemaran
secara kimia dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran kadar CO2,
pengukuran pH air, dan pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD).
1.
Pengukuran Kadar CO2
Tingkat
pencemaran air dapat dikukur dengan cara tetrimetri
untuk menentukan kadar CO2 terlarut dalam air. Semakin banyak
organisme yang hidup di dalam air, maka semakin tinggi kadar CO2
yang terdapat di dalam air itu karena kadargas
CO2 yang terlarut di dalam air berasal dari proses pernapasan
organisme yang terdapat di dalam air itu. Semakin banyak organismenya, maka gas
oksigen yang terlarut di dalam air semakin banyak, atau sebaliknya.
2.
Pengukuran pH air
Pengukuran
pH air dapat dilakukan dengan cara mencelupkan kertas lakmus di dalam air,
kemudian dilihat perubahan warnanya dan dibaca lalu dicocokkan dengan warna
standar yang tersedia. Air alami yang belum tercemar memiliki kisaran pH antara
6,5 – 8,5, yang sangat cocok untuk kehidupan organisme di dalam air. Apabila
air memiliki pH lebih rendah dari 6,5 maka air tersebut dikatakan asam,
sebaliknya jika air memiliki pH lebih tinggi dari 8,5 maka air tersebut
dikatakan alkalis. Untuk perubahan (naik atau turun) setiap satu tingkat skala
pH maka perubahannya turun atau naik 10 kali dari pH normal, sebagai contoh pH
air turun dari 5 ke 4 maka perubahan pH air naik dari 9 ke 10 maka perubahan
kealkalisan naik 10 kali.
Kondisi
air yang semakin asam atau semakin alkalis menjadi semakin tidak cocok bagi
kehidupan organisme di dalam air, sehingga jika pH air semakin asam akan
semakin sedikit organisme yang hidup di dalamnya, bahkan tidak ada sama sekali.
3.
Pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD
dalam proses biologi merupakan indikator pencemaran organik yang paling banyak
digunakan sebagai kontrol kualitas air atau untuk menilai kepekatan limbah. Hal
ini dilakukan karena teknik BOD tidak memerlukan waktu yang lama dan alat-alat
yang digunakan sangat sederhana.
Penentuan
BOD meliputi pengukuran D) (Disolved Oxygen/oksigen terlarut) yang digunakan
oleh mikroorganisme untuk oksidasi biokimia dari bahan organik. Dalam praktik
biasanya digunakan inkubasi selama 5 hari pada suhu 20° C. Untuk menjamin
kebenaran hasil yang diperoleh, sering kali sampel diencerkan dengan air
pengencer yang telah dipersiapkan khusus sehingga hasilnya cukup dan oksigen
tetap tersedia selama periode inkubasi.
Kontrol
kualitas air dengan indikator BOD dan DO lebih tepat digunakan untuk limbah
rumah tangga.
2.12 Bahaya yang
Ditimbulkan
Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung
zat-zat yang bersifat beracun dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan
manusia. Kenapa? Karena polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2,
akan tetapi apabila kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan
pembusukan. Karena proses penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna
sehingga timbulah polusi pada air.
Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan
sampah disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai,
laut, atau got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
Contoh kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang
dibuang oleh sebuah industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan
tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga
meninggal.
Kebanyakan
kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan berasal dari bahan-bahan
kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia hingga kanker, antara lain:
arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon, dll. Apalagi setiap manusia yang mengomsumsi air yang
tercemar secara langsung/tak langsung, maka organ tubuhnya akan berbahaya.
Bahan logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5
gr/cm3 dan yang bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan
ini semakin terakumulasi didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air
yang selanjutnya akan masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun
tidak langsung maka akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.
Maksud dari
secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara langsung, misalnya air
tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang yang mana sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air
berpolusi sebelum dibuat dan dikonsumsi, air didalam pembuatan kue, dll.
Tabel : unsur pencemaran air,sumber,dan dampaknya
terhadap manusia
No
|
Unsur
|
Pencemar
|
Dampak terhadap manusia
|
1
|
Cadmium
|
Limbah
industri, pertambangan , pengelasan (pabrik pipa plastik pvc, tambang timah
hitam dan biji seng)
|
Hipertensi, ginjal ,kerusakan jar testiculer & sel eritrosit, toksis
thd biota perairan.
|
2
|
Arsen
|
Pertambangan,industri
kimia
|
Toksik,
karsinogenik
|
3
|
Tembaga
|
Pengelasan
logam,limbah industri dan domestik,pertambangan
|
Toksik thd tanaman pd konsentrasi Sedang.
|
4
|
Merkuri
|
Pabrik
plastik, industri sabun,kosmetika, aktifitas pertanian (Limbah industri
pestisida)
|
Toksik
akut dan kronis.
|
5
|
Perak
|
Pertambangn,
las listrik ,limbah prosesing film,desinfeksi air
|
Kulit menjadi berwarna biru abu abu, juga pada membran mucous dan mata.
|
6
|
Bahan
insektisida
|
Aktifitas
pertanian
|
Kepala
pusing,mual,kerusakan hati dan ginjal,kanker kulit,
kanker
paru paru, kanker hati
|
2.12
Akibat Polusi Air
Akibat yang ditimbulkan oleh
pencemaran air antara lain :
1.
Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O2)
2.
Terjadinya
ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi)
3.
Pendangkalan
dasar perairan
4.
Tersumbatnya
penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi
5.
Dalam jangka
panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
6.
Akibat
penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama
predator
7.
Kematian
biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung
8.
Mutasi sel,
kanker, dan leukimia
Akibat dari timbulnya air yang tercemar menurut situs
wikipedia, antara lain:Dapat menyebabkan banjir, Erosi, Kekurangan
sumber air, Dapat membuat sumber penyakit,Tanah longsor, Dapat merusak ekosistem sungai.
Dampak
pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori :
1.
Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya
zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut
dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan
adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit
terurai. Panas dari industri juaga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.
2.
Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur
dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal
di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan
terjadinya pencemaran tersebut.
3.
Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular
bermacam-macam antara lain :
a.
air sebagai
media untuk hidup mikroba pathogen
b.
air sebagai
sarang insekta penyebar penyakit
c.
jumlah air
yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri
d.
air sebagai
media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne
diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa
oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air
yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air
antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
4.
Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke
lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan
semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat
sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak.
Inipun dapat mengurangi estetika.
2.13 Usaha-Usaha
Guna Mengatasi dan Mencegah
· Sadar akan kelangsungan ketersediaan air
dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
· Tidak membuang sampah ke sungai.
· Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
· Melakukan penyaringan limbah pabrik
sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat
perusak ekosistem.
· Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih
agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
· Tidak menggunakan sungai untuk mencuci
mobil, truk, dan sepeda motor.
· Tidak menggunakan sungai untuk wahana
memandikan hewan ternak dan sebagai tempat kakus.
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk
menanggulangi pencemaran, yaitu
1.
Penanggulangan secara
non-teknis
Yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi
segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan
industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan
kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
2.
Penanggulangan secara teknis
Bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan
pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain
itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah
tersebut.
Teknologi dapat
kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih,
instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan
substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai
pencemaran air ini telah ada. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan
bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan
didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian
penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita
ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari
pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.
Polusi air adalah peristiwa masuknya
zat, energi, unsur, atau komponen lainya ke dalam air sehingga kualitas air
terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan rumah
tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan
atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak
organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air
dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat. Melakukan
intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan
saluran air dari penyumbatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah, Idun, dan Endang
Sri Lestari. 2009. Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Surabaya : PT JePe Press
Media Utama
Tsani, Muhammad. 2011. ”Makalah Pencemaran Tanah”. http://tsani-oke.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pencemaran-tanah.html. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul
08.40 WIB
Rizkynouvananda. 2012. “Makalah Polusi Udara, Polusi Air, & Polusi Tanah”. https://nouvananda.wordpress.com/2012/01/28/makalah-polusi-udara-polusi-air-polusi-tanah/. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.35 WIB
Thamrin,
Hasmirah. 2014. “pencemaran air :makalah pengetahuan lingkungan”. http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/11/pencemaran-air-makalah-pengetahuan.html. Diakses
tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.48 WIB
Jumianto. 2011. “upaya penanggulangan pencemaran
air”. http://jumianto.blogspot.co.id/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul
08.52 WIB
sangat lengkap penjelasannya
BalasHapusSupplier Tas Terbesar
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, chiller, Boiler,evapko, STP,wwtp bakteri, dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
BalasHapusWhatsApp :081310849918