Jumat, 23 Desember 2016

Pencemaran Tanah dan Air



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
                Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
                Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
                Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1.       Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2.       Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3.       Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
                Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran tanah, air dan udara sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pencemaran tanah dan pencemaran air; penyebabnya; serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
1.2  Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah dan pencemaran air?
2.       Bagaimana ciri-ciri tanah dan air yang tercemar?
3.       Apa yang menyebabkan pencemaran tanah dan air?
4.       Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tanah dan air?
5.       Bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah dan air?
6.       Bagaimana cara mencegah pencemaran tanah dan air?
1.3  Tujuan
1.       Mengetahui apa itu pencemaran tanah dan pencemaran air
2.       Mengetahui ciri-ciri tanah dan air yang tercemar
3.       Mengetahui sumber atau penyebab pencemaran tanah dan air
4.       Mengetahui efek atau dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tanah dan air
5.       Mengetahui cara-cara menanggulangi pencemaran tanah dan air
6.       Mengetahui cara-cara mencegah pencemaran tanah dan air



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.       Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.       Berada pada waktu yang tidak tepat.
3.       Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1.       Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2.       Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak

2.2  Pencemaran Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena :
ü  kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
ü  penggunaan pestisida;
ü  masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
ü  kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
ü  air limbah dari tempat penimbunan sampah
ü  limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Tanah Indonesia terkenal dengan kesuburannya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercatat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1.       Tanah tidak subur
2.       pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3.       Berbau busuk
4.       Kering
5.       Mengandung logam berat
6.       Mengandung sampah anorganik
     
Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tidak tercemar adalah:
1.       Tanahnya subur
2.       Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3.       Tidak berbau busuk
4.       Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5.       Tidak Mengandung logam berat
6.       Tidak mengandung sampah anorganik


2.3  Penyebab Pencemaran Tanah
Karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1.       Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
a.       Limbah padat
Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
b.      Limbah cair
Berupa tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2.       Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3.       Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

2.4  Dampak dari Pencemaran Tanah
1.       Dampak pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2.       Dampak pada lingkungan atau ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

2.5  Upaya yang Harus Dilakukan
Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
Adapun penanganan untuk pembersihan tanah, yaitu:
1.       Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.       Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

2.6  Langkah Pencegahan
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut.
Pada umumnya pencegahan ini adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
  1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
  2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
  3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
  4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
  5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2.7  Pencemaran Air
Air adalah unsur alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran - alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Pencemaran air terjadi karena kurangnya rasa disiplin masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Kita hidup di zaman serba canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan tetapi, dampak negative yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi yang mana merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lain yang merugikan lingkungan dari akibat aktivitas manusia atau proses alami. Serta menyebabkan polusi yang disebut polutan yang mana bila:
ü Kadar melebihi/kurang dari batas normal.
ü Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.
Polutan sendiri dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup, zat-zat hasil dari makhluk hidup, dsb. Dan bila polutan berlebihan, ekosistem tidak dapat seimbang dan tidak dapat melakukan regenerasi (pembersihan sendiri).
Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai dengan adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi
Namun, menurut Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan unsur atau komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya”
                Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Akan tetapi, fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami, dll dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran air.

2.8  Ciri-Ciri Air Berpolusi
a.       Adanya perubahan suhu air
       Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin tersebut dan jika di buang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat. Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat di butuhkan oleh tumbuhan  dan hewan jika demikian yang terjadi, maka kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu bahkan mati.
b.      Adanya perubahan warna,bau,dan rasa
Air yang bersih keadaan fisiknya yaitu tidak berwarna,berbau,dan tidak berasa. Limbah industri dan sumber lainnya seringkali berupa bahan organik dan anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar.
c.       Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat berupa bahan padat yang tidak larut dalam air. Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar atau melayang-layang  di dalam air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya.
d.      Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan dalam menguraikan bahan-bahan pencemar yang di buang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara oragnisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu mikroba pembawa penyakit.

TINGKAT PENGOTORAN AIR
Guna mengadakan penilaian terhadap pencemaran perairan, tingkat pengotoran air dibagi :
TINGKAT PENGOTORAN
DO/ppm
COD/ppm
BOD/ppm
Rendah
>5
10 - 50
5-30
Sedang
2 -5
50 – 75
30 - 60
Berat
0
>75
>60
               
                Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Karena itu, dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air.

Kandungan Maksimal logam yang diperbolehkan dalam air (dalam ukuran mg/L)
No
Nama Logam
Kandungan Maksimal Dalam Air
1
Kalsium (Ca)
200
2
Magnesium (Mg)
150
3
Barium (Ba)
0,05
4
Mangan (Mn)
1
5
Tembaga (Cu)
1
6
Seng (Zn)
15
7
Krom Heksavalen (Cr6+)
0,05
8
Kadimum (Cd)
0,01
9
Raksa (Hg)
0,001
10
Timbal (Pb)
0,1
11
Arsen (As)
0,05
12
Selenium (Se)
0,01
               
Logam berat merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

Jenis-jenis industri pembuangan limbah yang mengandung logam berat:
No
Limbah
Logam Berat
1
Kertas
Cr, Hg, Pb, Zn, Cu, Ni
2
Petro-chemical
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Sn
3
Pengelantang
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Sn
4
Pupuk
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu,Ni
5
Kilang Minyak
Cr, Ni, Pb, Zn, Cd, Cu
6
Baja
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu, Ni, Sn
7
Logam Bukan Besi
Cr, Hg, Pb, Zn, Cu
8
Kendaraan Bermotor, Pesawat Terbang
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu, Sn
9
Gelas, Semen, Keramik
Cr
10
Tekstil
Cr
11
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Cr, Zn

2.9  Sifat-Sifat Polusi Air
Untuk mengetahui terpolusinya air dapat diamati dengan terjadinya perubahan-perubahan antara lain :
1.       Nilai pH
Air yg memenuhi syarat untuk kehidupan, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 . Perubahan pH sebagai akibat dari limbah industri yang dibuang ke perairan akan mengganggu kehidupan organisme air.
2.       Suhu
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di ukuran 0o celcius.
3.       Warna, bau dan rasa
ü  Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
ü  Bau
Bau dapat timbul langsung dari limbah industri (makanan), dapat juga berasal dari proses degradasi limbah organik (protein) oleh mikroba. Biasanya juga tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
ü  Rasa
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
Apabila air berasa, berarti telah terjadi pelarutan garam-garaman. Adanya perubahan rasa pada air ini dapat diikuti pula dengan perubahan pH air.
4.       Jumlah padatan
5.       Nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand)/COD (Chemical Oxygen Demand)
6.       Pencemaran mikroorganisme pathogen
7.       Kandungan minyak
8.       Kandungan logam berat
9.       Kandungan bahan radio aktif

2.10  Macam-Macam Sumber Air yang Berpolutan
                Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1.       Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya (busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
2.       Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur.   

       

3.       Limbah Industri
       Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbau, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. 

     
        
Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1.    Bahan buangan padat
       Adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
2.    Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
       Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal NH3).
3.    Bahan buangan anorganik
       Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
4.    Bahan buangan cairan berminyak
       Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
5.    Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
       Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan hal ini.
6.    Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif

Selain itu bahan pencemaran air dapat berupa:
1.       Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan detergen.
2.       Nitrat dan nitrit
Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses pembusukan materi organik.
3.       Poliklorin bifenil ( PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.
4.       Residu pestisida organiklorin
Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh seranagga.
5.       Minyak dan hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.
6.       Radio nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tanki penyimpanan limbah radioaktif.
7.       Logam-logam berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
8.       Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.
9.       Kotoran manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia

2.11    Pengukuran Bahan Pencemar Air
a.       Pengukuran Pencemaran Air secara Biologis
       Pengukuran pencemaran air secara biologis merupakan pengukuran kualitatif (mutu) air tercemar. Pengukuran pencemaran air secara biologis tersebut hanya untuk menentukan besar dan tingkat pencemaran air. Indikator yang sering digunakan biasanya adalah makhluk hidup yang ada di dalam air itu. Alasannya, karena makhluk hidup yang digunakan sebagai indikatornya selalu berada terus menerus di dalam air yang terpengaruh langsung oleh bahan pencemar. Setiap jenis makhluk hidup tersebut mempunyai daya tahan (adaptasi) yang berbeda-beda terhadap bahan pencemar. Jika makhluk hidup itu mempunyai daya tahan tinggi, maka ia akan tetap bertahan hidup, tetapi jika makhluk hidup itu memiliki daya tahannya rendah atau peka terhadap bahan pencemar, maka akan mudah mati, bahan punah.
       Untuk mengetahui tingkat pencemaran air sungai, kita dapat menggunakan cacing planaria. Bentuk cacing ini pipih dan peka terhadap bahan pencemar. Habitat planaria berada pada lingkungan yang airnya jernih dan banyak mengandung oksigen. Jika di sungai masih banyak kita temukan cacing planaria, berarti sungai tersebut belum tercemar. Apabila keberadaan cacing planaria semakin sedikit atau punah sama sekali, maka dapat dikatakan pencemaran air di sungai itu semakin tinggi.
       Meskipun pengukuran pencemaran air secara biologis hanya dilakukan dengan cara pengamatan saja, tetapi hasilnya lebih mudah terlihat dibandingkan dengan pengukuran pencemaran air secara kimia, seperti telah dijelaskan para uraian di atas. Hal itu disebabkan makhluk hidup yang digunakan sebagai indikatornya selalu terus menerus berada di dalam air yang terpengaruh oleh bahan pencemar.
b.      Pengukuran Pencemaran Air secara Kimia
       Pengukuran pencemaran air secara kimia merupakan suatu pengukuran untuk menetukan besarnya kadar bahan pencemar dengan menggunakan bahan kimia. Pengukuran pencemaran secara kimia dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran kadar CO2, pengukuran pH air, dan pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD).
1.       Pengukuran Kadar CO2
               Tingkat pencemaran air dapat dikukur dengan cara tetrimetri untuk menentukan kadar CO2 terlarut dalam air. Semakin banyak organisme yang hidup di dalam air, maka semakin tinggi kadar CO2 yang terdapat di dalam air itu karena kadargas  CO2 yang terlarut di dalam air berasal dari proses pernapasan organisme yang terdapat di dalam air itu. Semakin banyak organismenya, maka gas oksigen yang terlarut di dalam air semakin banyak, atau sebaliknya.
2.       Pengukuran pH air
               Pengukuran pH air dapat dilakukan dengan cara mencelupkan kertas lakmus di dalam air, kemudian dilihat perubahan warnanya dan dibaca lalu dicocokkan dengan warna standar yang tersedia. Air alami yang belum tercemar memiliki kisaran pH antara 6,5 – 8,5, yang sangat cocok untuk kehidupan organisme di dalam air. Apabila air memiliki pH lebih rendah dari 6,5 maka air tersebut dikatakan asam, sebaliknya jika air memiliki pH lebih tinggi dari 8,5 maka air tersebut dikatakan alkalis. Untuk perubahan (naik atau turun) setiap satu tingkat skala pH maka perubahannya turun atau naik 10 kali dari pH normal, sebagai contoh pH air turun dari 5 ke 4 maka perubahan pH air naik dari 9 ke 10 maka perubahan kealkalisan naik 10 kali.
               Kondisi air yang semakin asam atau semakin alkalis menjadi semakin tidak cocok bagi kehidupan organisme di dalam air, sehingga jika pH air semakin asam akan semakin sedikit organisme yang hidup di dalamnya, bahkan tidak ada sama sekali.
3.       Pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD)
               BOD dalam proses biologi merupakan indikator pencemaran organik yang paling banyak digunakan sebagai kontrol kualitas air atau untuk menilai kepekatan limbah. Hal ini dilakukan karena teknik BOD tidak memerlukan waktu yang lama dan alat-alat yang digunakan sangat sederhana.
               Penentuan BOD meliputi pengukuran D) (Disolved Oxygen/oksigen terlarut) yang digunakan oleh mikroorganisme untuk oksidasi biokimia dari bahan organik. Dalam praktik biasanya digunakan inkubasi selama 5 hari pada suhu 20° C. Untuk menjamin kebenaran hasil yang diperoleh, sering kali sampel diencerkan dengan air pengencer yang telah dipersiapkan khusus sehingga hasilnya cukup dan oksigen tetap tersedia selama periode inkubasi.
               Kontrol kualitas air dengan indikator BOD dan DO lebih tepat digunakan untuk limbah rumah tangga.


2.12  Bahaya yang Ditimbulkan
                Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia. Kenapa? Karena polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi apabila kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan. Karena proses penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga timbulah polusi pada air.
                Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
                Contoh kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh sebuah industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.
                Kebanyakan kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan berasal dari bahan-bahan kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia hingga kanker, antara lain: arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon, dll. Apalagi setiap manusia yang mengomsumsi air yang tercemar secara langsung/tak langsung, maka organ tubuhnya akan berbahaya.
                Bahan logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gr/cm3 dan yang bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan ini semakin terakumulasi didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air yang selanjutnya akan masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung maka akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.
                Maksud dari secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara langsung, misalnya air tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang yang mana sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air berpolusi sebelum dibuat dan dikonsumsi, air didalam pembuatan kue, dll.

Tabel : unsur pencemaran air,sumber,dan dampaknya terhadap manusia
No
Unsur
Pencemar
Dampak terhadap manusia
1
Cadmium
Limbah industri, pertambangan , pengelasan (pabrik pipa plastik pvc, tambang timah hitam dan biji seng)
Hipertensi, ginjal ,kerusakan jar testiculer & sel eritrosit, toksis thd biota perairan.
2
Arsen
Pertambangan,industri kimia
Toksik, karsinogenik
3
Tembaga
Pengelasan logam,limbah industri dan domestik,pertambangan
Toksik thd tanaman pd konsentrasi Sedang.
4
Merkuri
Pabrik plastik, industri sabun,kosmetika, aktifitas pertanian (Limbah industri pestisida)

Toksik akut dan kronis.
5
Perak
Pertambangn, las listrik ,limbah prosesing film,desinfeksi air
Kulit menjadi berwarna biru abu abu, juga pada membran mucous dan mata.
6
Bahan insektisida
Aktifitas pertanian
Kepala pusing,mual,kerusakan hati dan ginjal,kanker kulit,
kanker paru paru, kanker hati

2.12  Akibat Polusi Air
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1.       Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O­2)
2.       Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi)
3.       Pendangkalan dasar perairan
4.       Tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi
5.       Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
6.       Akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama predator
7.       Kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung
8.       Mutasi sel, kanker, dan leukimia
                Akibat dari timbulnya air yang tercemar menurut situs wikipedia, antara lain:Dapat menyebabkan banjir, Erosi, Kekurangan sumber air, Dapat membuat sumber penyakit,Tanah longsor, Dapat merusak ekosistem sungai.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori :
1.       Dampak terhadap kehidupan biota air
             Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
       Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.
2.       Dampak terhadap kualitas air tanah
       Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3.       Dampak terhadap kesehatan
                       Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
a.       air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b.      air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c.       jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri         
d.      air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
4.       Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

2.13  Usaha-Usaha Guna Mengatasi dan Mencegah
·       Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
·       Tidak membuang sampah ke sungai.
·       Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
·       Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
·       Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
·       Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
·       Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan sebagai tempat kakus.

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
1.       Penanggulangan secara non-teknis
Yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan
industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan
kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
2.       Penanggulangan secara teknis
       Bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
       Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainya ke dalam air sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.









DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah, Idun, dan Endang Sri Lestari. 2009. Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Surabaya : PT JePe Press Media Utama
Tsani, Muhammad. 2011.  ”Makalah Pencemaran Tanah”. http://tsani-oke.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pencemaran-tanah.html. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.40 WIB

                Rizkynouvananda. 2012. “Makalah Polusi Udara, Polusi Air, & Polusi Tanah”.  https://nouvananda.wordpress.com/2012/01/28/makalah-polusi-udara-polusi-air-polusi-tanah/. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.35 WIB

                Thamrin, Hasmirah. 2014. “pencemaran air :makalah pengetahuan lingkungan”. http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/11/pencemaran-air-makalah-pengetahuan.html. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.48 WIB
                Jumianto. 2011. “upaya penanggulangan pencemaran air”. http://jumianto.blogspot.co.id/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html. Diakses tanggal 25 Februari 2016 pukul 08.52 WIB
               

2 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, chiller, Boiler,evapko, STP,wwtp bakteri, dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
    WhatsApp :081310849918

    BalasHapus