Kamis, 23 Februari 2017

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD



KATA PENGANTAR

          Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat tuhan kami Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”.
Dalam makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu Luluk Faridah, M.Pd. selaku dosen pembimbing “MKPBM I” yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Semua hal itu tidak lepas dari kesalahan , makalah ini masih jauh dari sempurna. Jadi kami mohon kritik dan saran yang berguna bagi kami untuk esok hari nya.
Demikian makalah ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan semoga bermanfaat.
Terima Kasih .


                                                                    Lamongan, 9 Oktober  2016

                                                                                    
                                                                                                     Penulis







DAFTAR ISI


KATA PENGATAR...................................................................................      1      
DAFTAR ISI...............................................................................................      2
BAB I   PENDAHULUAN.......................................................................      4
       A. Latar Belakang.................................................................................      4
       B. Rumusan Masalah............................................................................      6
       C. Tujuan...............................................................................................      6
BAB II  PEMBAHASAN..........................................................................      7
       A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................      8
       B. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.............      9
            1.    Prinsip pembelajaran kooperatif STAD....................................      9
            2.    Ciri-ciri pembelajaran kooperatif...............................................      9
       C. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............................      10
            1.    Presentasi Kelas (Class presentation)........................................      10
            2.    Kerja Kelompok (Teams Works)...............................................      11
            3.    Kuis (quizzes)............................................................................      13
            4.    Peningkatan Nilai Individu (Individual Improvement Score)..      13
            5.    Penghargaan Kelompok (Team Recognation)...........................      13
       D. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD    14
            1.    Langkah-Langkah Pembelajaran STAD...................................      15
            2.    Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD..........................      16
            3.    Pembentukan dan penghargaan kelompok................................      18
       E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...      20
            1.    Kelebihan..................................................................................      20
            2.    Kekurangan...............................................................................      20
BAB III       PENUTUP............................................................................      22
              A.   Kesimpulan.............................................................................      22
              B.   Saran.......................................................................................      22

Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

BAB I
PNDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
          Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok, menerapkan strategi serta menciptakan suasana  yang mendukung pada proses belajar mengajar.
          Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang mengerti atau memahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
          Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran secara konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya.
          Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda,  jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah, dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang lemah akan mendapat  bantuan dari yang pandai dan sebaliknya, anak yang pandai akan dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tiep yang lebih sederhana dibandingkan tipe-tipe yang lain.
          Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran  yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
          Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika. Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika. Masalahnya yeng terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak daripada persepsi positifnya.
          Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika, pengguanaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.


B.        Rumusan Masalah
       1.    Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
       2.    Apa saja prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?
       3.    Apa saja komponen-komponen pembelajaran kooperatif tipe STAD?
       4.    Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD?
       5.    Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD?


C.   Tujuan
       1.    Mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
       2.    Mengetahui prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD
       3.    Mengetahui komponen pembelajaran kooperatif tipe STAD
       4.    Mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
       5.    Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD


BAB II
PEMBAHASAN

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Metode pemelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran biasa yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan Kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan individu, dan 5) Pemberian penghargaan kelompok (Slavin,1995:34), STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.

A.   Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Ø  Menurut Wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Ø  Johnson (dalam Etin Solihatin,2005:4 ) menyatakan bahwa: pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
Ø  Slavin (dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa:  pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.
§   Beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri.
§   Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar, berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Ø  Nurhadi (2004:116), bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.


B.   Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
       1.    Prinsip pembelajaran kooperatif STAD
                      Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif STAD sebagai berikut:
a.    Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d.    Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e.    Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan  keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f.     Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

       2.    Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
          Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a.    Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c.    Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

C.        Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
          Menurut Slavin (2008), STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kerja kelompok (tim), kuis, skor kemajuan  individual, dan rekognisi (penghargaan) kelompok.

       1.    Presentasi Kelas (Class presentation)
                      Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Selanjutnya tahap ini diikuti dengan penyajian informasi sebagaimana pembelajaran yang berlangsung di kelas konvensional. Guru dapat menggunakan berbagai metode atau pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, misalnya dengan sedikit ceramah dan Tanya jawab, atau ekspositori, demokrasi, dan peragaan. Pada tahap penyajian, siswa harus dapat memahami penjelasan guru. Oleh karena itu, setiap siswa harus menyimak dengan baik.
          Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a.    Pembukaan
·         Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa  hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
·         Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan      konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
·         Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b.    Pengembangan
·         Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari   siswa dalam kelompok.
·         Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan.
·         Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
·         Memberi penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
·         Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
c.    Latihan Terbimbing
·         Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
·         Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
·         Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.

       2.    Kerja Kelompok (Teams Works)
          Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 – 5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
          Setelah guru menyampaikan materinya, kelompok berkumpul untuk mempelajari lembar kerja siswa (LKS) atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota kelompok ada yang membuat kesalahan. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
          Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau  menjawab pertanyaan.
          Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut:
·           Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama sama dan pindah kemeja kelompok.
·           Berikanlah waktu kurang lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.
·           Bagikan lembar kegiatan siswa.
·           Serahkan pada siswa untuk bekerjasama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan teman satu kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
·           Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum menanyakannya pada guru.
·           Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan sebagainya.

       3.    Kuis (quizzes)
          Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik kelompok, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa berusaha untuk bertanggungjawab secara individual, melakukan yang terbaik, karena dengan demikian ia dapat menyumbangkan skor individunya untuk menambah skor kelompok. Sehingga kesuksesan kelompok sangat bergantung dari skor keberhasilan setiap individu di kelompoknya.

       4.    Peningkatan Nilai Individu (Individual Improvement Score)
          Tujuan memberikan skor perkembangan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran pencapaian hasil belajar maksimal yang telah dilakukan setiap idividu.

       5.    Penghargaan Kelompok (Team Recognation)
          Setelah kegiatan perhitungan skor perkembangan individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam tingkatan penghargaan diberikan berdasarkan pada rata-rata skor kelompok yaitu kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.

D.   Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
          Sesuai dengan Standar Proses (dalam Pemdiknas No.41 Tahun 2007), salah satu tugas guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP tersebut, guru memilih dan memodifikasi metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta karakteristik siswa dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai. Sebagai salah satu pilihan, dapat digunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD. Guru dapat memetakan kompetensi-kompetensi dasar yang ada dalam Standar Isi yang sekiranya sesuai jika digunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
          Kunci keberhasilan di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif STAD ini adalah persiapan guru dalam:
a.     Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan melihat pengetahuan prasyarat siswa;
b.    Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan meilhat minat siswa;
c.     Memilih materi yang ada pada Standar Isi yang memungkinkan untuk dilakukannya kuis yang dapat diujikan dan di-skor dengan cepat;
d.    Menyusun tugas untuk anggota masing-masing kelompok sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugas masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing. Selain itu juga, para anggota masing-masing kelompok harus saling mendengarkan dan mengungkapkan pendapat masing-masing kelompok secara ikhlas;
e.     Membimbing agar siswa dapat berkomunikasi dengan kelompok lain secara bijaksana sehingga melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan, menyalurkan kemampuan, membantu belajar, serta menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain anggota kelompok.

          Materi-materi dalam Standar Isi yang diharapkan akan berhasil secara optimal dalam kegiatan pembelajaran jika digunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
a.     Materi-materi untuk memahami konsep-konsep matematika yang sulit serta membutuhkan kemampuan bekerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap social siswa;
b.    Materi-materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah (problem solving).

       1.    Langkah-Langkah Pembelajaran STAD:
              a.    Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
              b.    Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
              c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
              d.    Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
              e.    Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
              f.     Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
              g.    Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

          Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa, mendorong dan membantu satu sama lain, dan untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru.jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga, dan menyenangkan.

       2.    Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Fase
Kegiatan Guru
Aktivitas Peserta Didik
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik supaya peserta didik benar-benar mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
Peserta didik memperhatikan informasi yang disampaikan oleh pendidik supaya bisa menyelesaikan permasalahan dalam belajar kelompok.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Peserta didik belajar kelompok sesuai dengan kelompok yang ditentukan dan saling berinteraksi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Peserta didik mendiskusikan permasalahn yang diberikan dan menentukan strategi pemecahannya,
Fase 5
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Peserta didik mendapatkan penghargaan dari pendidik baik berupa pujian atau hadiah.

          Sintaks model pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain:
a.     Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b.    Guru menyajikan pelajaran.
c.     Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d.    Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e.     Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
f.     Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g.    Guru memberikan evaluasi.
h.    Penutup.
       3.    Pembentukan dan penghargaan kelompok
                      Menurut Slavin (1995), guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.
          Cara-cara penetuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.
          Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:
a.    Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;
b.    Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini;
c.    Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.


Kriteria
Nilai peningkatan
Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal
0
Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal
10
Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal
20
Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal
30
Nilai sempurna
30

          Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
          Kriteria untuk status kelompok (Muslimin dkk, 2000):
a.    Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15)
b.    Baik, bila rata-rata  nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 (15 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20)
c.    Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 (20 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25)
d.    Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 (rata-rata nilai peningkatan kelompok ≥ 25)



E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
       1.    Kelebihan
ü  Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
ü  Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
ü  Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
ü  Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
ü  Meningkatkan kecakapan individu.
ü  Meningkatkan kecakapan kelompok.
ü  Tidak bersifat kompetitif.
ü  Tidak memiliki rasa dendam.
                      Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kerlompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

       2.    Kekurangan
ü  Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
ü  Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
ü  Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
ü  Membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
ü  Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
ü  Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.















BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
          Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered. Pada intinya konsep dari  model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.


B.   Saran
          Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.











DAFTAR PUSTAKA
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative learning. Bandung: Nusa Media
Smkn1 Simpang4. 2011. “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divison) September 24, 2011 “. (online). https://smkn1simpang4.wordpress.com/2011/09/24/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-student-team-achievement-divison/. Diakses tanggal 30 September 2016 pukul 05:10 WIB.
Widyantini, theresia. 2008. “Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP”. (online). https://www.google.co.id/search?hl=id&ie=IS)-8859-1&q=Rpp+stad+matematika+pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2016 pukul 17:03 WIB.
Wahyuli, endah bekti. 2011. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE”. (online). https://www.google.co.id/search?hl=id&ie=IS)-8859-1&q=Makalah+stad+pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2016 pukul 17:06 WIB.
Saja, bertiga. 2012. “Kelompok 4_STAD”. (online). http://3e-kelompok4.blogspot.co.id/2012/11/makalah-stad.html. Diakses tanggal 7 Oktober 2016 pukul 08:02 WIB.
Priyono, wahid. 2012. “Sintaks---(Tahapan) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)”. http://wahid-biyobe.blogspot.co.id/2012/11/sintaks-model-pembelajaran-kooperatif.html. diakses tanggal 7 Oktober 2016 pukul 08:05 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar