KATA
PENGANTAR
Puji dan
Syukur kami panjatkan kehadirat tuhan kami Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”.
Dalam
makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran,
untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu Luluk Faridah, M.Pd. selaku dosen
pembimbing “MKPBM I” yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Semua hal
itu tidak lepas dari kesalahan , makalah ini masih jauh dari sempurna. Jadi
kami mohon kritik dan saran yang berguna bagi kami untuk esok hari nya.
Demikian
makalah ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan semoga bermanfaat.
Terima Kasih
.
Lamongan, 9 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR................................................................................... 1
DAFTAR
ISI............................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan
Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan............................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 7
A. Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................. 8
B. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............. 9
1. Prinsip
pembelajaran kooperatif STAD.................................... 9
2. Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif............................................... 9
C. Komponen
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............................ 10
1. Presentasi
Kelas (Class presentation)........................................ 10
2. Kerja
Kelompok (Teams Works)............................................... 11
3. Kuis
(quizzes)............................................................................ 13
4. Peningkatan
Nilai Individu (Individual Improvement Score).. 13
5. Penghargaan
Kelompok (Team Recognation)........................... 13
D. Langkah-Langkah
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 14
1. Langkah-Langkah
Pembelajaran STAD................................... 15
2. Sintaks
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.......................... 16
3. Pembentukan
dan penghargaan kelompok................................ 18
E. Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 20
1. Kelebihan.................................................................................. 20
2. Kekurangan............................................................................... 20
BAB III PENUTUP............................................................................ 22
A. Kesimpulan............................................................................. 22
B. Saran....................................................................................... 22
Daftar
pustaka
Lampiran-lampiran
BAB I
PNDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan
pembelajaran matematika dapat dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi
belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok, menerapkan strategi serta
menciptakan suasana yang mendukung pada
proses belajar mengajar.
Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi
pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu
akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang
mengerti atau memahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi
malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah
pembelajaran secara konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah
yaitu peran guru lebih aktif dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini
siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di
kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan metode
pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling
mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya.
Model
pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki
dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah, dan sedang. Setiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang, keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran
ini sehingga anak yang lemah akan mendapat
bantuan dari yang pandai dan sebaliknya, anak yang pandai akan dapat
mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang kemampuannya
rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tiep
yang lebih sederhana dibandingkan tipe-tipe yang lain.
Interaksi sosial yang
terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika
lebih bermakna. Jadi materi pelajaran
yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan minat belajar
siswa serta prestasi belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika
di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika
membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar,
sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini
adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika. Sementara itu ada juga
siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, mengagumi
keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal
matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap
matematika. Masalahnya yeng terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih
banyak daripada persepsi positifnya.
Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan
menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik
secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses pembelajaran matematika
menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika, pengguanaan model
dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD?
2. Apa saja prinsip dan ciri-ciri pembelajaran
kooperatif tipe STAD?
3. Apa saja komponen-komponen pembelajaran
kooperatif tipe STAD?
4. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif
tipe STAD?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan
pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C. Tujuan
1. Mengetahui model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
2. Mengetahui prinsip dan ciri-ciri
pembelajaran kooperatif tipe STAD
3. Mengetahui komponen pembelajaran kooperatif
tipe STAD
4. Mengetahui
langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
5. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD
BAB II
PEMBAHASAN
Student Teams Achievement Division (STAD)
merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang
sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif
dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
efektif.
Metode pemelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai ketrampilan
yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran biasa yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan Kelompok, 3)
Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan individu, dan 5) Pemberian penghargaan
kelompok (Slavin,1995:34), STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana.
Model pembelajaran STAD termasuk
model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran
kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan
sosial.
Model pembelajaran STAD dikembangkan
oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam
suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap
kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari
berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui diskusi dan kuis.
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Ø
Menurut Wina
(2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau
suku yang berbeda (heterogen).
Ø
Johnson
(dalam Etin Solihatin,2005:4 ) menyatakan bahwa: pembelajaran
kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang
memungkinkan siswa bekerja sama.
Ø
Slavin (dalam
Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa: pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.
§
Beberapa
penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang
lain,serta dapat meningkatkan harga diri.
§
Pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar, berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Ø
Nurhadi
(2004:116), bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu
model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok atau tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota
kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis
kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar
sesama anggota tim.
B. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Prinsip pembelajaran kooperatif STAD
Adapun
prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif STAD sebagai berikut:
a. Setiap
anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
b. Setiap
anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap
anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Masih menurut
Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Siswa
dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan
menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
C. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (2008), STAD terdiri
atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kerja kelompok (tim), kuis,
skor kemajuan individual, dan rekognisi (penghargaan) kelompok.
1. Presentasi Kelas (Class
presentation)
Guru
memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk belajar. Selanjutnya tahap ini diikuti dengan penyajian informasi
sebagaimana pembelajaran yang berlangsung di kelas konvensional. Guru dapat
menggunakan berbagai metode atau pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan, misalnya dengan sedikit ceramah dan Tanya jawab, atau ekspositori,
demokrasi, dan peragaan. Pada tahap penyajian, siswa harus dapat memahami
penjelasan guru. Oleh karena itu, setiap siswa harus menyimak dengan baik.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam
penyajian materi pelajaran.
a. Pembukaan
·
Menyampaikan
pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting.
Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki,
masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
·
Guru dapat
menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan
konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
·
Ulangi
secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b. Pengembangan
·
Kembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok.
·
Pembelajaran
kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan.
·
Mengontrol
pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
·
Memberi
penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
·
Beralih pada
konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
c. Latihan Terbimbing
·
Menyuruh
semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
·
Memanggil
siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan
supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
·
Pemberian
tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa
mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Kerja Kelompok (Teams Works)
Siswa
dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 –
5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
Setelah
guru menyampaikan materinya, kelompok berkumpul untuk mempelajari lembar kerja
siswa (LKS) atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu
melibatkan pembahasan permasalahan
bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila
anggota kelompok ada yang membuat kesalahan. Selama
belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan
guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa
diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan
dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab
pertanyaan.
Selanjutnya
langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut:
·
Mintalah
anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama sama dan pindah kemeja
kelompok.
·
Berikanlah
waktu kurang lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.
·
Bagikan
lembar kegiatan siswa.
·
Serahkan
pada siswa untuk bekerjasama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh,
tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,
masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan
dengan teman satu kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu
pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa
mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan
kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha
menjawab pertanyaan itu.
·
Tekankan
pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu
kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan
diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek
diri mereka dan teman teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar.
Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan
teman sekelompoknya sebelum menanyakannya pada guru.
·
Sementara
siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya
memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya
duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan
sebagainya.
3. Kuis (quizzes)
Setelah
sekitar satu atau dua periode
setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik
kelompok, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa berusaha
untuk bertanggungjawab secara individual, melakukan yang terbaik, karena dengan
demikian ia dapat menyumbangkan skor individunya untuk menambah skor kelompok.
Sehingga kesuksesan kelompok sangat bergantung dari skor keberhasilan setiap
individu di kelompoknya.
4. Peningkatan Nilai Individu (Individual
Improvement Score)
Tujuan
memberikan skor perkembangan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap
siswa untuk menunjukkan gambaran pencapaian hasil belajar maksimal yang telah
dilakukan setiap idividu.
5. Penghargaan Kelompok (Team
Recognation)
Setelah
kegiatan perhitungan skor perkembangan individu selesai, langkah selanjutnya
adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Kelompok akan mendapatkan
penghargaan apabila skor mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam
tingkatan penghargaan diberikan berdasarkan pada rata-rata skor kelompok yaitu
kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.
D. Langkah-Langkah
Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Sesuai dengan Standar Proses (dalam Pemdiknas
No.41 Tahun 2007), salah satu
tugas guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP tersebut, guru
memilih dan memodifikasi metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi siswa serta karakteristik siswa dari setiap indicator dan kompetensi
yang hendak dicapai. Sebagai salah satu pilihan, dapat digunakan pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD. Guru dapat memetakan kompetensi-kompetensi
dasar yang ada dalam Standar Isi yang sekiranya sesuai jika digunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Kunci keberhasilan di dalam penggunaan
pembelajaran kooperatif STAD ini adalah persiapan guru dalam:
a. Memilih materi yang ada pada
Standar Isi dengan melihat pengetahuan prasyarat siswa;
b. Memilih materi yang ada pada
Standar Isi dengan meilhat minat siswa;
c. Memilih materi yang ada pada
Standar Isi yang memungkinkan untuk dilakukannya kuis yang dapat diujikan dan
di-skor dengan cepat;
d. Menyusun tugas untuk anggota
masing-masing kelompok sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugas masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing
dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing. Selain itu juga, para
anggota masing-masing kelompok harus saling mendengarkan dan mengungkapkan
pendapat masing-masing kelompok secara ikhlas;
e. Membimbing agar siswa dapat
berkomunikasi dengan kelompok lain secara bijaksana sehingga melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, belajar berpikir
kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan, menyalurkan kemampuan,
membantu belajar, serta menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman
lain anggota kelompok.
Materi-materi dalam Standar Isi yang
diharapkan akan berhasil secara optimal dalam kegiatan pembelajaran jika
digunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
a. Materi-materi untuk memahami
konsep-konsep matematika yang sulit serta membutuhkan kemampuan bekerjasama,
berpikir kritis, dan mengembangkan sikap social siswa;
b. Materi-materi yang berkaitan
dengan pemecahan masalah (problem solving).
1. Langkah-Langkah
Pembelajaran STAD:
a. Guru menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran
ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau
metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan,
tetapi dapat lebih dari satu.
b. Guru memberikan
tes/kuis kepada siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal
kemampuan siswa.
c. Guru membentuk beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 anggota, dimana anggota kelompok
mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah).
Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender.
d. Guru memberikan tugas
kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya
secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban
tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap
kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok
dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
e. Guru memberikan
tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
f. Guru memfasilitasi
siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
g. Guru memberi
penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.
Gagasan utama dibalik model STAD
adalah untuk memotivasi para siswa, mendorong dan membantu satu sama lain, dan
untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru.jika para
siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus
membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus
mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa
belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga, dan menyenangkan.
2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Fase
|
Kegiatan
Guru
|
Aktivitas Peserta Didik
|
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Menyampaikan
semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
|
Peserta
didik memperhatikan
tujuan pembelajaran yang disampaikan
oleh pendidik supaya peserta didik
benar-benar mengetahui
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
|
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan
informasi
|
Menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
|
Peserta
didik memperhatikan
informasi yang disampaikan oleh pendidik supaya bisa
menyelesaikan
permasalahan
dalam belajar kelompok.
|
Fase 3
Mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok belajar
|
Menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
Peserta
didik belajar kelompok
sesuai dengan
kelompok yang ditentukan dan saling berinteraksi
untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.
|
Fase 4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
|
Peserta
didik mendiskusikan
permasalahn yang
diberikan dan menentukan strategi pemecahannya,
|
Fase 5
Evaluasi
|
Mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
|
Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil
kerja mereka dan
kelompok lain menanggapi.
|
Fase 6
Memberikan
penghargaan
|
Mencari
cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
|
Peserta
didik mendapatkan
penghargaan dari
pendidik baik berupa pujian atau hadiah.
|
Sintaks model pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain:
a. Guru membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang secara heterogen.
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas pada
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d. Peserta didik yang bisa
mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e. Guru memberi kuis/pertanyaan
kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik
tidak boleh saling membantu.
f. Guru memberi penghargaan
(rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g. Guru memberikan evaluasi.
h. Penutup.
3. Pembentukan dan
penghargaan kelompok
Menurut
Slavin (1995), guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan
nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar
(awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.
Cara-cara
penetuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.
Langkah-langkah
memberi penghargaan kelompok:
a. Menentukan
nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai
tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;
b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah
dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai
kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita
sebut dengan nilai kuis terkini;
c. Menentukan
nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih
nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan
kriteria berikut ini.
Kriteria
|
Nilai peningkatan
|
Nilai kuis/tes terkini turun lebih
dari 10 poin di bawah nilai awal
|
0
|
Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai
dengan 10 poin di bawah nilai awal
|
10
|
Nilai kuis/tes terkini sama dengan
nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal
|
20
|
Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10
di atas nilai awal
|
30
|
Nilai sempurna
|
30
|
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan
rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan
memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
Kriteria untuk
status kelompok (Muslimin dkk, 2000):
a. Cukup,
bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai
peningkatan kelompok < 15)
b. Baik,
bila rata-rata nilai peningkatan kelompok
antara 15 dan 20 (15 ≤ rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20)
c. Sangat
baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 (20 ≤
rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25)
d. Sempurna,
bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 (rata-rata
nilai peningkatan kelompok ≥ 25)
E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Kelebihan
ü Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
ü Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
ü Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih
meningkatkan keberhasilan kelompok.
ü Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan
kemampuan mereka dalam berpendapat.
ü Meningkatkan kecakapan individu.
ü Meningkatkan kecakapan kelompok.
ü Tidak bersifat kompetitif.
ü Tidak memiliki rasa dendam.
Keunggulan
dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam
kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kerlompok tergantung keberhasilan
individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada
anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2. Kekurangan
ü Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi
kurang.
ü Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan
karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
ü Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga
sulit mencapai target kurikulum.
ü Membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
ü Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua guru
dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
ü Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat
suka bekerja sama.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari
teacher center menjadi student centered. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
B. Saran
Agar pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran,
dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap
konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan
proses yang akan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative learning. Bandung:
Nusa Media
Smkn1 Simpang4. 2011. “Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divison) September 24, 2011 “. (online). https://smkn1simpang4.wordpress.com/2011/09/24/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-student-team-achievement-divison/. Diakses tanggal 30 September 2016 pukul
05:10 WIB.
Widyantini, theresia. 2008.
“Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP”.
(online). https://www.google.co.id/search?hl=id&ie=IS)-8859-1&q=Rpp+stad+matematika+pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2016 pukul 17:03
WIB.
Wahyuli, endah bekti. 2011. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE”. (online). https://www.google.co.id/search?hl=id&ie=IS)-8859-1&q=Makalah+stad+pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2016 pukul 17:06
WIB.
Saja, bertiga. 2012. “Kelompok 4_STAD”. (online). http://3e-kelompok4.blogspot.co.id/2012/11/makalah-stad.html. Diakses
tanggal 7 Oktober 2016 pukul 08:02 WIB.
Priyono,
wahid. 2012. “Sintaks---(Tahapan) Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)”. http://wahid-biyobe.blogspot.co.id/2012/11/sintaks-model-pembelajaran-kooperatif.html. diakses tanggal 7 Oktober 2016 pukul 08:05
WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar